Enuresis (mengompol) pada Anak
Enuresis (mengompol) merupakan keadaan yang tidak menyenangkan dan memusingkan bagi para orang tua. Enuresis dapat disebabkan oleh berbagai hal, antara lain : kelainan urologik, kelainan emosional, problem keluarga dan sebagainya.
Enuresis adalah pengeluaran air kemih yang tidak disadari pada seseorang yang pada umur itu pengendalian kandung kemih diharapkan sudah tercapai. Umumnya seorang anak sudah diharapkan tidak ngompol lagi pada usia 4 tahun selambat-lambatnya pada usia 5 tahun.
Enuresis nokturnal adalah enuresis yang terjadi pada malam hari, sedang enuresis diurnal adalah enuresis pada siang hari.
Menurut awal terjadinya, enuresis dibagi menjadi enuresis primer, yaitu bila enuresis terjadi sejak lahir dan tidak pernah ada periode normal dalam pengontrolan buang air kemih, sedang enuresis sekunder terjadi setelah 6 bulan dari periode setelah kontrol pengosongan air kemih sudah normal.
Enuresis lebih sering terjadi pada anak-anak yang berasal dari:
1. Golongan sosio-ekonomi rendah
2. Anak-anak yang pernah menderita hambatan sosial atau psikologi dalam periode perkembangan antara umur kehidupan
3. Latar belakang pendidikan orang tua yang rendah
4. Toilet training yang tidak adekuat
5. Anak pertama
Untuk menegakkan diagnosis kita harus melakukan anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan penunjang lainnya. Dari anamnesis kita harus dapat menentukan tipe dan beratnya enuresis.
Untuk itu kita perlu menanyakan sejak kapan terjadinya ngompol, waktu terjadinya ngompol (siang atau malam) dan apakah sedang tidur atau dalam keadaan bangun. Pada penderita enuresis diurnal harus ditanyakan bagaimana pancaran air kemihnya, urgensi enuresis, apakah intermitten atau terus menerus. Setelah itu perlu ditanyakan riwayat infeksi saluran kemih sebelumnya, keadaan psikososial anak, keadaan keluarga, riwayat enuresis pada orang tua atau saudaranya, dan apakah pernah mengalami konstipasi atau enkopresis.
Pemeriksaan laboratorium biasanya diperlukan untuk mengevaluasi enuresis, seperti pemeriksaan analisis air kemih, berat jenis air kemih, biakan urin, ureum, kreatinin dan lain-lain. Kesimpulannya pada pemeriksaan anak dengan enuresis harus bisa dibedakan apakah karena infeksi saluran kemih, ureter ektopik, gangguan fungsi kandung kemih atau kelainan anatomi kandung kemih.
Pengobatan enuresis pada anak harus dilihat secara individual dengan melihat beberapa hal, antara lain: attitude (sikap) anak dan orang tua, keadaan sosial ekonomi dan lingkungan rumah. Begitu juga anggota keluarga harus dapat membantu dalam memberikan motivasi yang sesuai dan pihak orang tua tidak mempertimbangkan pengobatan dengan obat-obatan sebagai pilihan pertama dalam program pengobatan enuresis anaknya.
Saat pengobatan dimulai, juga merupakan hal yang penting dan berbeda dari penderita ke penderita lain. Pengobatan biasanya diperlukan apabila enuresis menjadi problem bagi penderita maupun keluarga dan jarang diperlukan bila anak belum mencapai umur 5 atau 6 tahun. Pada anak-anak yang lebih muda pengobatan biasanya hanya berupa mendidik keluarga mengenai hal-hal yang dapat menyebabkan enuresis dan menunjukkan program latihan-latihan yang benar.
Pengobatan enuresis yang tidak mengalami komplikasi biasanya berupa konsultasi mengenai pemberian motivasi, conditioning therapy (pemasangan alarm), melatih
kebiasaan buang air kemih yang baik, psikoterapi, diet, hipnoterapi dan medikamentosa.
(Dari berbagai referensi)
Enuresis adalah pengeluaran air kemih yang tidak disadari pada seseorang yang pada umur itu pengendalian kandung kemih diharapkan sudah tercapai. Umumnya seorang anak sudah diharapkan tidak ngompol lagi pada usia 4 tahun selambat-lambatnya pada usia 5 tahun.
Enuresis nokturnal adalah enuresis yang terjadi pada malam hari, sedang enuresis diurnal adalah enuresis pada siang hari.
Menurut awal terjadinya, enuresis dibagi menjadi enuresis primer, yaitu bila enuresis terjadi sejak lahir dan tidak pernah ada periode normal dalam pengontrolan buang air kemih, sedang enuresis sekunder terjadi setelah 6 bulan dari periode setelah kontrol pengosongan air kemih sudah normal.
Enuresis lebih sering terjadi pada anak-anak yang berasal dari:
1. Golongan sosio-ekonomi rendah
2. Anak-anak yang pernah menderita hambatan sosial atau psikologi dalam periode perkembangan antara umur kehidupan
3. Latar belakang pendidikan orang tua yang rendah
4. Toilet training yang tidak adekuat
5. Anak pertama
Untuk menegakkan diagnosis kita harus melakukan anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan penunjang lainnya. Dari anamnesis kita harus dapat menentukan tipe dan beratnya enuresis.
Untuk itu kita perlu menanyakan sejak kapan terjadinya ngompol, waktu terjadinya ngompol (siang atau malam) dan apakah sedang tidur atau dalam keadaan bangun. Pada penderita enuresis diurnal harus ditanyakan bagaimana pancaran air kemihnya, urgensi enuresis, apakah intermitten atau terus menerus. Setelah itu perlu ditanyakan riwayat infeksi saluran kemih sebelumnya, keadaan psikososial anak, keadaan keluarga, riwayat enuresis pada orang tua atau saudaranya, dan apakah pernah mengalami konstipasi atau enkopresis.
Pemeriksaan laboratorium biasanya diperlukan untuk mengevaluasi enuresis, seperti pemeriksaan analisis air kemih, berat jenis air kemih, biakan urin, ureum, kreatinin dan lain-lain. Kesimpulannya pada pemeriksaan anak dengan enuresis harus bisa dibedakan apakah karena infeksi saluran kemih, ureter ektopik, gangguan fungsi kandung kemih atau kelainan anatomi kandung kemih.
Pengobatan enuresis pada anak harus dilihat secara individual dengan melihat beberapa hal, antara lain: attitude (sikap) anak dan orang tua, keadaan sosial ekonomi dan lingkungan rumah. Begitu juga anggota keluarga harus dapat membantu dalam memberikan motivasi yang sesuai dan pihak orang tua tidak mempertimbangkan pengobatan dengan obat-obatan sebagai pilihan pertama dalam program pengobatan enuresis anaknya.
Saat pengobatan dimulai, juga merupakan hal yang penting dan berbeda dari penderita ke penderita lain. Pengobatan biasanya diperlukan apabila enuresis menjadi problem bagi penderita maupun keluarga dan jarang diperlukan bila anak belum mencapai umur 5 atau 6 tahun. Pada anak-anak yang lebih muda pengobatan biasanya hanya berupa mendidik keluarga mengenai hal-hal yang dapat menyebabkan enuresis dan menunjukkan program latihan-latihan yang benar.
Pengobatan enuresis yang tidak mengalami komplikasi biasanya berupa konsultasi mengenai pemberian motivasi, conditioning therapy (pemasangan alarm), melatih
kebiasaan buang air kemih yang baik, psikoterapi, diet, hipnoterapi dan medikamentosa.
(Dari berbagai referensi)