OBESITAS PADA ANAK
Obesitas adalah suatu kelainan atau penyakit yang ditandai dengan penimbunan jaringan lemak tubuh secara berlebihan. Kejadian obesitas pada anak semakin meningkat dari tahun ke tahun, baik di negara maju maupun negara yang sedang berkembang. Disamping itu, obesitas pada anak berisiko tinggi menjadi obesitas dimasa dewasa dan berpotensi menderita penyakit metabolik dan penyakit degeneratif dikemudian hari.
Di Indonesia, terutama di kota-kota besar, dengan adanya perubahan gaya hidup yang menjurus ke westernisasi berakibat pada perubahan pola makan/konsumsi masyarakat dengan pola makan tinggi kalori, tinggi lemak dan kolesterol, terutama makanan siap saji (fast food) yang berdampak meningkatkan risiko obesitas.
Untuk menentukan obesitas diperlukan kriteria yang berdasarkan pengukuran antropometri dan atau pemeriksaan laboratorik, pada umumnya digunakan:
a. Pengukuran berat badan (BB) yang dibandingkan dengan standar dan disebut obesitas bila BB > 120% BB standar.
b. Pengukuran berat badan dibandingkan tinggi badan (BB/TB). Dikatakan obesitas bila BB/TB > persentile ke 95 atau > 120% atau Z-score = + 2 SD.
c. Pengukuran lemak subkutan dengan mengukur skinfold thickness (tebal lipatan kulit/TLK). sebagai indikator obesitas bila TLK Triceps > persentil ke 85.
d. Pengukuran lemak secara laboratorik, misalnya densitometri, hidrometri dsb.
e. Indeks Massa Tubuh (IMT), > persentil ke 95 sebagai indikator obesitas.
Faktor-faktor Penyebab
Obesitas disebabkan adanya keseimbangan energi positif, sebagai akibat ketidak seimbangan antara asupan energi dengan keluaran energi, sehingga terjadi kelebihan energi yang disimpan dalam bentuk jaringan lemak. Penyebab obesitas belum diketahui secara pasti. Obesitas adalah suatu penyakit multifaktorial yang diduga bahwa sebagian besar obesitas disebabkan oleh karena interaksi antara faktor genetik dan faktor lingkungan, antara lain aktifitas, gaya hidup, sosial ekonomi dan nutrisional yaitu perilaku makan dan pemberian makanan padat terlalu dini pada bayi.
• Faktor Genetik .
Parental fatness merupakan faktor genetik yang berperanan besar. Bila kedua orang tua obesitas, 80% anaknya menjadi obesitas; bila salah satu orang tua obesitas, kejadian obesitas menjadi 40% dan bila kedua orang tua tidak obesitas, prevalensi menjadi 14%.5
* Faktor lingkungan.
1. Aktifitas fisik.
2. Faktor nutrisional.
3. Faktor sosial ekonomi.
Perubahan pengetahuan, sikap, perilaku dan gaya hidup, pola makan, serta peningkatan pendapatan mempengaruhi pemilihan jenis &jumlah makanan yang dikonsumsi.
Dampak Obesitas
1. Faktor Risiko Penyakit Kardiovaskuler
2. Diabetes Mellitus tipe-2
3. Obstruktive sleep apnea
4. Gangguan ortopedik
5. Pseudotumor serebri
Tatalaksana
Penatalaksanaan obesitas seharusnya dilaksanakan secara multidisiplin dengan mengikutsertakan keluarga dalam proses terapi obesitas.
1. Menetapkan target penurunan BB
Untuk penurunan BB ditetapkan berdasarkan: umur anak, usia 2-7 th & >7 th, derajat obesitas dan ada tidaknya penyakit penyerta/komplikasi. Pada anak obesitas tanpa komplikasi dengan usia <7 anak="" badan="" berat="" cukup="" dan="" dengan="" dianjurkan="" komplikasi="" mempertahankan="" obesitas="" pada="" sedang="" th="" usia=""> 7 th dianjurkan untuk menurunkan berat badan. Target penurunan BB sebesar 2,5-5 kg atau kecepatan 0,5-2 kg/bulan.
2. Pengaturan diet
Prinsip pengaturan diet pada anak obesitas adalah diet seimbang sesuai dengan RDA, karena anak masih mengalami pertumbuhan & perkembangan. Diet seimbang dengan komposisi karbohidrat 50-60%, lemak 20-30% dg lemak jenuh < 10% dan protein 15-20% energi serta diet tinggi serat.
3. Pengaturan aktifitas fisik
Peningkatan aktifitas fisik mempunyai pengaruh terhadap laju metabolisme. Latihan fisik yang diberikan disesuaikan dengan tingkat perkembangan motorik, kemampuan fisik dan umur. Aktifitas fisik untuk anak usia 6-12 th lebih tepat yang menggunakan ketrampilan otot, seperti bersepeda, berenang, menari dan senam. Dianjurkan untuk melakukan aktifitas fisik selama 20-30 menit/hari.
4. Mengubah pola hidup/perilaku
Untuk perubahan perilaku ini diperlukan peran serta orang tua sebagai komponen intervensi, dengan cara: Pengawasan sendiri terhadap: BB, asupan makanan dan aktifitas fisik serta mencatat perkembangannya, Mengontrol rangsangan untuk makan. Mengubah perilaku makan, serta memberikan penghargaan dan hukuman
5. Peran serta orang tua, anggota keluarga, teman dan guru.
6. Terapi intensif
Terapi intensif diterapkan pada anak dengan obesitas berat dan disertai komplikasi yang tidak memberikan respon pada terapi konvensional, terdiri dari diet berkalori sangat rendah (very low calorie diet), farmakoterapi dan terapi bedah.
(Dari berbagai referensi)7>
Di Indonesia, terutama di kota-kota besar, dengan adanya perubahan gaya hidup yang menjurus ke westernisasi berakibat pada perubahan pola makan/konsumsi masyarakat dengan pola makan tinggi kalori, tinggi lemak dan kolesterol, terutama makanan siap saji (fast food) yang berdampak meningkatkan risiko obesitas.
Untuk menentukan obesitas diperlukan kriteria yang berdasarkan pengukuran antropometri dan atau pemeriksaan laboratorik, pada umumnya digunakan:
a. Pengukuran berat badan (BB) yang dibandingkan dengan standar dan disebut obesitas bila BB > 120% BB standar.
b. Pengukuran berat badan dibandingkan tinggi badan (BB/TB). Dikatakan obesitas bila BB/TB > persentile ke 95 atau > 120% atau Z-score = + 2 SD.
c. Pengukuran lemak subkutan dengan mengukur skinfold thickness (tebal lipatan kulit/TLK). sebagai indikator obesitas bila TLK Triceps > persentil ke 85.
d. Pengukuran lemak secara laboratorik, misalnya densitometri, hidrometri dsb.
e. Indeks Massa Tubuh (IMT), > persentil ke 95 sebagai indikator obesitas.
Faktor-faktor Penyebab
Obesitas disebabkan adanya keseimbangan energi positif, sebagai akibat ketidak seimbangan antara asupan energi dengan keluaran energi, sehingga terjadi kelebihan energi yang disimpan dalam bentuk jaringan lemak. Penyebab obesitas belum diketahui secara pasti. Obesitas adalah suatu penyakit multifaktorial yang diduga bahwa sebagian besar obesitas disebabkan oleh karena interaksi antara faktor genetik dan faktor lingkungan, antara lain aktifitas, gaya hidup, sosial ekonomi dan nutrisional yaitu perilaku makan dan pemberian makanan padat terlalu dini pada bayi.
• Faktor Genetik .
Parental fatness merupakan faktor genetik yang berperanan besar. Bila kedua orang tua obesitas, 80% anaknya menjadi obesitas; bila salah satu orang tua obesitas, kejadian obesitas menjadi 40% dan bila kedua orang tua tidak obesitas, prevalensi menjadi 14%.5
* Faktor lingkungan.
1. Aktifitas fisik.
2. Faktor nutrisional.
3. Faktor sosial ekonomi.
Perubahan pengetahuan, sikap, perilaku dan gaya hidup, pola makan, serta peningkatan pendapatan mempengaruhi pemilihan jenis &jumlah makanan yang dikonsumsi.
Dampak Obesitas
1. Faktor Risiko Penyakit Kardiovaskuler
2. Diabetes Mellitus tipe-2
3. Obstruktive sleep apnea
4. Gangguan ortopedik
5. Pseudotumor serebri
Tatalaksana
Penatalaksanaan obesitas seharusnya dilaksanakan secara multidisiplin dengan mengikutsertakan keluarga dalam proses terapi obesitas.
1. Menetapkan target penurunan BB
Untuk penurunan BB ditetapkan berdasarkan: umur anak, usia 2-7 th & >7 th, derajat obesitas dan ada tidaknya penyakit penyerta/komplikasi. Pada anak obesitas tanpa komplikasi dengan usia <7 anak="" badan="" berat="" cukup="" dan="" dengan="" dianjurkan="" komplikasi="" mempertahankan="" obesitas="" pada="" sedang="" th="" usia=""> 7 th dianjurkan untuk menurunkan berat badan. Target penurunan BB sebesar 2,5-5 kg atau kecepatan 0,5-2 kg/bulan.
2. Pengaturan diet
Prinsip pengaturan diet pada anak obesitas adalah diet seimbang sesuai dengan RDA, karena anak masih mengalami pertumbuhan & perkembangan. Diet seimbang dengan komposisi karbohidrat 50-60%, lemak 20-30% dg lemak jenuh < 10% dan protein 15-20% energi serta diet tinggi serat.
3. Pengaturan aktifitas fisik
Peningkatan aktifitas fisik mempunyai pengaruh terhadap laju metabolisme. Latihan fisik yang diberikan disesuaikan dengan tingkat perkembangan motorik, kemampuan fisik dan umur. Aktifitas fisik untuk anak usia 6-12 th lebih tepat yang menggunakan ketrampilan otot, seperti bersepeda, berenang, menari dan senam. Dianjurkan untuk melakukan aktifitas fisik selama 20-30 menit/hari.
4. Mengubah pola hidup/perilaku
Untuk perubahan perilaku ini diperlukan peran serta orang tua sebagai komponen intervensi, dengan cara: Pengawasan sendiri terhadap: BB, asupan makanan dan aktifitas fisik serta mencatat perkembangannya, Mengontrol rangsangan untuk makan. Mengubah perilaku makan, serta memberikan penghargaan dan hukuman
5. Peran serta orang tua, anggota keluarga, teman dan guru.
6. Terapi intensif
Terapi intensif diterapkan pada anak dengan obesitas berat dan disertai komplikasi yang tidak memberikan respon pada terapi konvensional, terdiri dari diet berkalori sangat rendah (very low calorie diet), farmakoterapi dan terapi bedah.
(Dari berbagai referensi)7>