Suatu proses terjadinya peningkatan primer bikarbonat dalam arteri. Akibat peningkatan ini, rasio PCO2 dan kadar HCO3 dalam arteri berubah. Usaha tubuh untuk memperbaiki rasio ini dilakukan oleh paru dengan menurunkan ventilasi (hipoventilasi) sehingga PCO2 meningkat dalam arteri dan meningkatnya konsentrasi HCO3 dalam urin.
Etiologi
Ambang fisiologi ginjal untuk reabsorpsi bikarbonat adalah 26-28 mmol/liter. Dalam keadaan normal bila bikarbonat plasma di atas 26-28 mmol/liter, maka sebagian bikarbonat yang trefiltrasi tidak diabsorpsi melainkan dikeluarkan bersama urin. Mekanisme tersebut sangat efektif sehingga dapat mempertahankan bikarbonat plasma dalam batas normal. Pada keadaan tertentu dapat terjadi peningkatan ambang batas tersebut dan mengakibatkan kenaikan kadara bikarbonat plasma seperti pada kehilangan volume intravascular, hipokalemia dan sekresi aldosteron yang berlebihan.
Ada 3 mekanisme yang menerangkan peningkatan ambang batas reabsorpsi bikarbonat pada hipokalemia yaitu adanya asidosis intrasel, peningkatan fungsi H+, K+ ATPase exchanger dan peningkatan sekresi ammonium. Kadar kalium ekstrasel yang rendah menyebabkan terjadinya perbedaan daya difusi kalium dari intrasel ke ekstrasel. Keluarnya kalium diikuti dengan bikarbonat. Menurunnya kadar bikarbonat intrasel menyebabkan asidosis intrasel. Asisosis intrasel oleh sel tubulus ginjal dianggap sebagai asidosis ekstrasel dan direspons dengan sekresi proton yang diikuti reabsorpsi bikarbonat.
Download artikel selengkapnya disini
Jumat, 21 Oktober 2011
ALKALOSIS METABOLIK
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Write komentar