REKOMENDASI No.: 004/Rek/PP IDAI/VI/2013 tentang Tuberkulosis
- Diagnosis tuberkulosis (TB) pada anak didasarkan pada:
- Bukti atau kecurigaan adanya kontak dengan sumber infeksi TB, biasanya pasien TB dewasa dengan hasil basil tahan asam (BTA) positif.
- Gejala dan tanda klinis sugestif TB, termasuk penilaian seksama terhadap kurva tumbuh kembang anak.
- Uji tuberkulin positif.
- Gambaran radiologis sugestif ke arah TB.
- Uji tuberkulin penting dalam penegakan diagnosis TB pada anak. Sangat tidak direkomendasikan mendiagnosis TB hanya berdasarkan pemeriksaan radiologis.
- Terapi TB anak terdiri atas minimal 3 obat (H, R, Z) dalam fase intensif (2 bulan) dan 2 obat (H, R) dalam fase lanjut. Etambutol ditambahkan pada kasus berat seperti TB milier, meningitis TB, TB tulang dan TB ekstra paru berat lainnya.
- Contact tracing atau investigasi lanjutan dilakukan pada :
- Contact tracing atau investigasi lanjutan dilakukan pada
- Seluruh anak yang didiagnosis TB, yaitu untuk mencari sumber penularan.
- Seluruh anak yang kontak erat dengan pasien TB dewasa terutama dengan sputum BTA positif, yaitu dengan mengevaluasi anak tersebut terhadap kemungkinan tertular TB.
- Anak balita sehat yang kontak erat dengan pasien TB dewasa BTA positif harus mendapat profilaksis INH.
Disusun oleh: UKK Respirologi IDAI
Tidak ada komentar:
Write komentar