Pemberian makan merupakan bagian penting dari kehidupan bayi dan anak di bawah tiga tahun, ini dianggap sebagai proses yang natural namun 50-60% orangtua melaporkan bahwa anak mereka mengalami masalah makan. Masalah makan berdampak buruk terhadap kesehatan anak seperti gangguan pertumbuhan, rentan terhadap infeksi dan bahkan kematian.
Inappropiate feeding practice merupakan salah satu penyebab masalah makan pada anak. Inappropiate feeding practice adalah perilaku makan yang salah, yang tidak mengikuti feeding rules atau pemberian makanan yang tidak sesuai usia. Praktek pemberian makan yang salah meliputi jenis makanan dan perilaku makan, seringkali terjadi sejak periode penyapihan yaitu saat dimulainya pemberian makanan pendamping ASI (MPASI). Inappropiate feeding practice bisa terjadi karena kurangnya pengetahuan orangtua tentang pemberian makan yang benar. Ketidakmampuan orangtua memberi makan secara benar menyebabkan masalah makan. Ketidakmampuan ini disebabkan karena kurangnya pengetahuan mengenai empat aspek pemberian makan yang benar yaitu; (1). Tepat waktu, (2). Kuantitas dan kualitas makanan, (3). Penyiapan dan penyajian yang higienis, serta (4). Pemberian makan yang sesuai dengan tahapan perkembangan anak dengan menerapkan feeding rules.
Feeding rules (aturan pemberian makan):
- Jadwal; ada jadwal makanan utama dan makanan selingan (snack) yang teratur yaitu tiga kali makanan utama dan dua kali makanan kecil di antaranya. Susu dapat diberikan dua - tiga kali sehari. Waktu makan tidak boleh lebih dari 30 menit dan hanya boleh mengkonsumsi air putih di antara waktu makan.
- Lingkungan; lingkungan yang menyenangkan (tidak boleh ada paksaan untuk makan), tidak ada distraksi (mainan, televisi, perangkat permainan elektronik) saat makan, dan jangan memberikan makanan sebagai hadiah
- Prosedur;dorong anak untuk makan sendiri, bila anak menunjukkan tanda tidak mau makan (mengatupkan mulut, memalingkan kepala, menangis), tawarkan kembali makanan secara netral yaitu tanpa membujuj ataupun memaksa. Bila setelah 10-15 menit anak tetap tidak mau makan akhiri proses makan.
Kualitas dan kuantitas makanan juga perlu dievaluasi. Kuantitas makanan yang cukup akan menghasilkan gizi yang baik, namun tidak otomatis menyatakan kualitas makanan yang baik. Kualitas makanan dinilai dari kelengkapan empat kelompok utama makanan yaitu karbohidrat, protein, sayur dan buah serta susu. Konsumsi makanan yang tidak seimbang menyebabkan defisisensi makronutrien atau mikronutrien. Keberhasilan tatalaksana masalah makan bergantung pada derajat masalah makan dan kerjasam keluarga dengan tim dokter.
(Sumber: Rekomendasi IDAI ttg Pendekatan Diagnosis & Tata Laksana Masalah Makan pada Anak Batita di Indonesia)
Tidak ada komentar:
Write komentar