Saat
ini Indonesia memasuki musim hujan. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue
Hemorrhagic Fever (DHF) biasanya akan mengalami peningkatan drastis dan hampir
setiap tahun DBD menyebabkan epidemi pada musim hujan. Kenapa demikian? Karena
pada musim hujan, populasi nyamuk Aedes Aegypti (nyamuk yang menjadi perantara
virus dengue penyebab DBD) meningkat karena banyaknya tempat untuk berinduknya
nyamuk tersebut sehingga semakin mudah berkembang biak. Tempat yang berbentuk
seperti wadah yang tergenang hujan bisa berupa selokan, saluran air di halaman
rumah, pot bunga, ember, wadah plastik bekas, bekas ban mobil bisa menjadi
tempat yang disukai oleh nyamuk tersebut untuk tinggal dan berkembang biak.
Nyamuk ini sangat dekat dengan manusia di segala aktivitas kegiatan manusia.
Baik itu di rumah, tempat kerja, sekolah, pasar dan di berbagai tempat yang
lain.
Penyakit
DBD pertama sekali ditemukan kasusnya di Manila (Filipina) pada tahun 1953 dan
kemudian menyebar ke berbagai negara. Di Indonesia, DBD pertama sekali
ditemukan di Surabaya dan Jakarta pada tahun 1968 dan selanjutnya menyebar ke
seluruh provinsi di Indonesia. Pernah terjadi Kejadian Luar Biasa (KLB) atau
wabah di Indonesia yaitu pada tahun 1998.
Penyakit
demam berdarah merupakan penyakit yang
ditakuti karena dampaknya yang berat. Penyakit ini bahkan bisa menimbulkan
kematian bila tidak ditangani dengan tepat dan cepat. DBD merupakan penyakit
yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti. Penya kit ini ditularkan
oleh orang yang di darahnya mengandung virus dengue. Jika orang yang digigit
nyamuk Aedes maka virus dengue akan masuk bersama darah yang diisapnya. Di
dalam tubuh nyamuk, virus dengue akan berkembang biak dengan cara membelah diri
dan menyebar di seluruh tubuh nyamuk. Sebagian besar virus berada di kelenjar
ludah nyamuk. Dalam waktu 1 minggu jumlah virus bisa mencapai ratusan ribu
sehingga siap untuk dipindahkan/ditularkan kepada orang lain. Selanjutnya saat
nyamuk menggigit orang lain, maka setelah alat tusuk nyamuk menemukan kapiler
darah dan sebelum darah orang tersebut diiisap, maka terlebih dahulu
dikeluarkan air liur dan virusnya akan masuk ke darah manusia yang digigit.
Tidak semua orang yang digigit oleh nyamuk Aedes Aegypti yang membawa virus
dengue itu akan terserang penyakit DBD.
Gejala klinis penyakit DBD adalah
demam tinggi mendadak dan terus menerus selama 2 – 7 hari disertai dengan
gejala lain berupa nyeri kepala, mual muntah, nyeri otot, nyeri perut. Pada
derajat 2 bisa disertai dengan manifestasi perdarahan di kulit berupa petekhie
(bintik darah kecil di bawah kulit dan tidak menghilang dengan penekanan),
perdarahan gusi, hidung (epistaksis), muntah darah (hematemesis) dan buang air
besar berwarna kehitaman (melena). Pada tahap yang berat (derajat 3) bisa
dengan syok yang ditandai nadi lemah dan cepat, tekanan darah menurun, kulit
teraba lembab dan dingin terutama di jari tangan juga kaki, pasien menjadi
gelisah serta timbul kebiruan di sekitar mulut. Pasien harus ditangani dengan
segera dan secara tepat karena bila tidak maka akan masuk dalam tahap syok
berat (derajat 4) bahkan kematian.
Penderita DBD perlu dipantau terus
menerus terutama pada fase kritis (bebas demam). Tujuan dirawat adalah untuk
observasi klinis dan menjaga volume cairan pembuluh darah tetap memadai.
Pemantauan di rumah yaitu berupa pemberian cairan yang cukup. Anak yang tidak
mampu minum, sering muntah merupakan salah satu indikasi harus dirawat.
Usaha pencegahan perlu dilakukan
untuk mengurangi timbulnya kasus DBD beserta berbagai komplikasinya. Dikenal
dengan usaha Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan cara 3M yaitu 1).
Menguras, yaitu membersihkan tempat yang paling sering dijadikan tempat
penampungan air seperti bak mandi, tempat penampungan air minum, ember air,
tempat penampung air lemari es. 2). Menutup, adalah menutup rapat rapat tempat
tempat penampungan air, 3). Memanfaatkan
kembali atau mendaur ulang barang bekas yang memiliki potensi untuk menjadi
tempat perkembangbiakan nyamuk penular DBD.
Selain itu terdapat usaha 3M Plus
yang diluncurkan oleh Kemenkes yaitu berupa menaburkan bubuk larvasida pada
tempat penampungan yang sulit dibersihkan, menggunakan obatelindung gigitan nyamuk,
menggunakan kelambu saat tidur, memelihara ikan pemangsa jentik nyamuk, menanam
tanaman pengusir nyamuk, mengatur cahaya dan ventilasi dalam rumah serta
menghindari kebiasaan menggantung pakaian di dalam rumah yang menjadi tempat
istirahat nyamuk. Selain hal tersebut di atas, Kemenkes juga sudah mengenalkan
program 1 rumah 1 jumantik (juru pemantau jentik) untuk menurunkan angka
kesakitan dan kematian akibat dari penyakit DBD. Semoga dengan berbagai usaha
yang dilakukan serta adanya pemberian penyuluhan terus menerus kepada
masyarakat sehingga penyakit DBD ini bisa kita himdari.
The extra popular European bet365 version of this well-known spinning wheel accommodates 36 separate segments in alternating purple and black colors, along with a solitary green segment that shows the number zero . No longer do want to|you should|you have to} enterprise down your native casino for a fast Roulette repair, as advances in cell software program give gamers complete freedom over their playing decisions. Like Ashley Revell, Chris Boyd determined to stake every little thing he had but there was a problem. Finally, the Binion Horseshoe Casino allowed him and he wagered $220,000 at the roulette desk and walked out with double the quantity.
BalasHapus