Menurut
Undang Undang No.18 tahun 2012, pengertian ketahanan pangan adalah "kondisi
terpenuhinya pangan bagi negara sampai dengan perseorangan, yang tercermin dari
tersedianya pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman, beragam,
bergizi, merata, dan terjangkau serta tidak bertentangan dengan agama,
keyakinan, dan budaya masyarakat, untuk dapat hidup sehat, aktif, dan produktif
secara berkelanjutan". Masyarakat dikatakan memiliki
ketahanan pangan apabila semua anggota keluarga (termasuk juga bayi) memiliki akses
terhadap makanan dalam jumlah yang cukup dan mutu yang baik, dengan harga
terjangkau, dapat diterima dan selalu tersedia secara lokal/dalam negeri secara
berkelanjutan dan berkesinambungan. Pemberian ASI merupakan jaminan ketahanan
pangan bagi bayi-bayi. Tidak ada bahan makanan yang selalu tersedia setiap
saat, terjangkau dan bernilai gizi tinggi selain ASI, karena ASI saja merupakan makanan lengkap untuk bayi hingga
berumur 6 bulan.
Pada
masa awal kehidupan anak terdapat istilah 1000 hari pertama kehidupan yang
terdiri dari 270 hari (9 bulan) masa kehamilan dan 730 hari (2 tahun) usia
anak. Air Susu Ibu (ASI) merupakan merupakan bagian penting dalam dua tahun
kehidupan anak. ASI merupakan minuman yang tidak tergantikan bagi bayi. Tidak
ada satupun susu formula yang bisa menyamai isi kandungan ASI. Allah sudah
menciptakan ASI untuk mencukupi kebutuhan bayi selama 2 tahun. Perintah Allah
kepada para Ibu untuk menyusui bayinya selama 2 tahun tersebut termaktub di Al
Quran dalam Surat Al Baqarah ayat 233. Pada enam bulan pertama perlu diberikan
ASI secara eksklusif yang berarti si bayi hanya diberikan ASI saja tanpa ada
makanan dan minuman lain termasuk susu formula, madu, air tajin juga air putih.
Dalam Global
Strategy for Infant and Young Child Feeding, WHO/UNICEF pada tahun 2002
mengeluarkan Rekomendasi, bahwa standar emas
pemberian makan pada bayi dan anak adalah: 1). Mulai segera menyusu dalam
setengah jam sampai 1 jam setelah lahir, 2). Memberikan ASI eksklusif sampai
usia 6 bulan, 3). Mulai usia 6 bulan baru diberikan Makanan Pendamping (MP) ASI
dan 4). Meneruskan menyusui sampai usia 2 tahun. Untuk mencapai keberhasilan
menyusui memerlukan dukungan Pemerintah, dan semua lapisan masyarakat.
Sehubungan dengan Sustainable Development Goals (SDGs) atau Tujuan Pembangunan
Berkelanjutan 2030, menyusui merupakan salah satu langkah pertama bagi seorang
manusia untuk mendapatkan kehidupan yang sehat dan sejahtera.
Gizi
memegang peranan penting dalam siklus hidup manusia. Kekurangan gizi pada ibu
hamil dapat menyebabkan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) dan dapat pula
menyebabkan penurunan tingkat kecerdasan. Pada bayi dan anak, kekurangan gizi
akan menimbulkan gangguan pertumbuhan dan perkembangan yang apabila tidak
diatasi secara dini dapat berlanjut hingga dewasa. Usia bayi baru lahir sampai
dua tahun merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan yang pesat, sehingga
kerap diistilahkan sebagai periode emas sekaligus periode kritis. Periode emas
dapat diwujudkan apabila pada masa ini bayi dan anak memperoleh asupan gizi
yang sesuai untuk mencapai tumbuh kembang yang optimal. Akan tetapi apabila
bayi dan anak pada masa ini tidak memperoleh makanan sesuai kebutuhan gizinya,
maka periode emas akan berubah menjadi periode kritis yang tentu saja akan
mengganggu tumbuh kembang bayi dan anak, baik pada saat ini maupun masa selanjutnya termasuk risiko terjadinya stunting.
Berdasarkan data dari Satuan Tugas
(Satgas) ASI PP Ikatan Dokter Anak Indonesia (PP IDAI), bahwa terdapat beban
yang sangat besar bila tidak menyusui di Indonesia. Adapun beban yang dimaksud
yaitu berupa: 1). Bertambahnya kerentanan terhadap penyakit (baik
anak maupun ibu). Dengan menyusui, dapat mencegah 1/3 kejadian infeksi saluran
pernapasan atas (ISPA), kejadian diare dapat turun 50%, dan penyakit usus parah
pada bayi premature dapat berkurang kejadiannya sebanyak 58%. Pada ibu, risiko
kanker payudara juga dapat menurun 6-10%. 2 ). Biaya kesehatan untuk pengobatan.
Dengan mendukung ASI dapat mengurangi kejadian diare dan pneumonia sehingga
biaya kesehatan dapat dikurangi 256,4 juta USD atau 3 triliun tiap tahunnya. 3)
. Kerugian kognitif - hilangnya pendapatan bagi individual. ASI eksklusif
dapat meningkatkan IQ anak, potensi mendapatkan pekerjaan yang lebih baik
karena memiliki fungsi kecerdasan tinggi. Tentunya hal ini akan meningkatkan
potensi mendapatkan penghasilan yang lebih optimal. Dengan peningkatan IQ dan
pendapatan per kapita, negara dapat menghemat 16,9 triliun rupiah. 4). Biaya
susu formula. Di Indonesia, hampir 14% dari penghasilan seseorang habis
digunakan untuk membeli susu formula bayi berusia kurang dari 6 bulan. Dengan
ASI eksklusif, penghasilan orangtua dapat dihemat sebesar 14%. Sangat besar efek
yang menguntungkan dari pemberian ASI. Baik keuntungan untuk bayi, ibu,
keluarga maupun negara.
*dr. Aslinar, SpA, M. Biomed
Ketua Aceh Peduli ASI, Konselor Menyusui
It’s advisable that each company wishing to operate a gambling or gaming-related enterprise, ought to apply for and purchase an offshore gambling license. Then in 2004 the Department of Justice intervened when Discovery Communications agreed to run $3.9 million in advertisements for Paradise Poker, principally throughout World Poker Tour episodes on 카지노사이트 the Travel Channel. Discovery Communications aired $600,000 worth of advertisements and refused to air the remainder. Before Paradise Poker might get well the rest of the steadiness paid to Discovery for the advertisements (about $3.3 million), the Department of Justice seized the money. The obvious message was that online gambling sites that marketed within the United States might have their advertisements canceled and their property seized.
BalasHapus