Apakah
sebenarnya bullying tersebut? Kata bullying berasal dari Bahasa Inggris, yaitu
dari kata bull yang berarti banteng
yang senang merunduk kesana kemari. Bullying (sering disebut juga dengan
istilah perundungan) atau perilaku bully adalah perilaku agresif yang dilakukan
berulang ulang kepada seseorang yang lebih lemah secara sosial, emosional
maupun psikologisnya. Bullying atau disebut penindasan,
perundungan, perisakan, atau pengintimidasian adalah penggunaan kekerasan,
ancaman, atau paksaan untuk menyalahgunakan atau mengintimidasi orang lain.
Perilaku ini dapat menjadi suatu kebiasaan dan melibatkan ketidakseimbangan
kekuasaan sosial atau fisik. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), bully
adalah ancaman dari pihak yang kuat kepada pihak yang lemah. Pelaku bully ada
yang sendirian ataupun berkelompok.
Berbagai
jenis pembullyian yaitu berupa penindasan verbal, penindasan fisik, penindasan
di dunia maya, penindasan seksual dan tindakan pengucilan. Penindasan verbal
yaitu berupa mengancam, menjelekkan, mengejek, berkata kasar, menertawakan,
mempermalukan dan memanggil dengan julukan yang tidak disenangi. Tanpa kita
sadari, mungkin banyak kata kata yang dikeluarkan dalam keseharian yang
ternyata berefek membully orang lain di sekitar. Bahkan orang tua juga bisa dikatakan
melakukan bully kepada anaknya. Contohnya adalah di saat si anak mendapat nilai
rendah atau tidak naik kelas atau tidak diterima di sekolah favorit, kata kata
amarah dan merendahkan si anak baik saat di rumah apalagi di depan umum, termasuk
dalam perilaku membully. Termasuk juga dalam tindakan penindasan verbal adalah dengan
melabel seorang anak dengan kata kata “anak nakal, anak kurus, anak gendut,
boboho” dan kata kata lainyang tidak menyenangkan.
Penindasan
fisik yaitu tindakan yang dilakukan secara fisik misalnya memukul, mendorong,
menendang, mencubit, merampas atau merusak barang orang lain. Penindasan di
dunia maya atau yang dikenal dengan cyberbullying adalah suatu tindakan bullying di
dunia internet yang biasanya dilakukan oleh teman sebaya mereka, dengan tujuan
membuat malu seseorang misalnya dengan mengunggah gambar ataupun dengan
mengirim pesan untuk mengintimidasi atau mengancam. Bentuk dari cyberbullying
umumnya terjadi secara berulang kali. Dampak cyberbullying ini malah lebih berat daripada jenis bully yang lain.
Mengapa? Karena dengan sekali ‘klik” saja, maka serangan kata dan fitnah dapat
menyebar dengan sangart cepat.
Seorang
anak yang menjadi korban bully memiliki rasa takut untuk bertemu dengan teman, takut
untuk bermain atau pergi ke sekolah, dan bahkan juga merasa takut untuk
membicarakan masalahnya dengan guru bahkan juga dengan orang tua. Sangat
dikhawatirkan terjadi dampak jangka panjang cukup serius, antara lain depresi,
menyakiti diri sendiri, menarik diri dari pertemanan dan pergaulan, hingga bisa
menyebabkan si korban melakukan bunuh diri. Dampak lain yang mungkin terjadi
seperti seperti menurunnya rasa percaya diri, kegagalan di sekolah, merusak
emosi dan psikologis, kesedihan mendalam dan frustasi. Korban juga dapat mengalami
gangguan tidur dan makan, menutup diri dari pergaulan sehari hari, dan lainnya.
Ternyata
perilaku bully atau kekerasan ini bisa diturunkan. Seorang anak yang sering
mengalami kekerasan atau menyaksikan tindakan kekerasan, suatu saat malah bisa
menjadi pelaku kekerasan juga. Ataupun bisa dipicu dengan tontonan tayangan
televisi atau you tube dan medsos lainnya tentang kekerasan yang membuat si
anak atau pelaku mencoba melakukannya. Awalnya mungkin bisa saja hanya ingin
mencoba, tapi kemudian menjadi kesenangan ataupun kepuasan tersendiri bila bisa
menakuti atau menindas orang lain.
Hal
apa sajakah yang bisa kita lakukan untuk menghindari terjadinya pembullyan baik
anak kita sebagai korban atau malah sebagai pelaku? Prinsipnya adalah
menghindari diri tidak menjadi korban bully dan tidak menjadi pelaku bully itu
sendiri. Orang tua sangat besar memegang peranan dalam ini. Kasih sayang yang
besar dari orang tua, dan juga keluarga sangat berpengaruh. Anak yang diajarkan
penuh perhatian, dididik ilmu agama dan diberi contoh perilaku yang baik cenderung
akan terhindar dari perilaku bully. Orang tua harus cepat mendeteksi bila ada
keanehan pada si anak yaitu bila mengalami beberapa ciri sebagai korban bully.
Yang biasanya rajin ke sekolah kemudian menjadi sering bolos dan mencari alasan
untuk tidak masuk. Sebelumnya anak ceria kemudian menjadi pendiam. Ataupun
prestasi sekolah yang tiba tiba menjadi anjlok. Cepat menyadari perubahan pada
seorang anak, akan lebih mudah mengatasinya.
Komunikasi
juga sangat penting dibangun sesama anggota keluarga. Sehingga anak akan mau
menceritakan berbagai masalah yang dihadapi baik itu di lingkungan pergaulan
sehari hari maupun saat di sekolah ataupun yang dihadapinya di dunia maya.
Saat
ini begitu banyak orang tua yang sudah membekali anak anaknya dengan gadget
sehingga mereka dengan mudah bisa berselancar dan aktif berkomunikasi. Peran
orang tua di sini untuk tetap memonitor gerakan anak anaknya walaupun di dunia
maya. Orang tua harus awas dengan perubahan perilaku si anak.
Di
lingkungan sekolah, para guru juga sangat berperan penting dalam mencegah serta
menghentikan tindakan pembullyian. Para guru diharapkan bisa mendeteksi dengan
segera apabila ada di antara para siswanya yang menjadi korban bully atau
menjadi pelaku bully itu sendiri. Seorang anak yang mendapat perundungan sangat
diharapkan bisa melaporkan kejadian yang dialaminya di sekolah kepada gurunya.
Sehingga dengan demikian tindakan penindasan yang didapatkan dari temannya
tidak berlangsung lama dan bisa segera dihentikan.
Anak
yang sudah terlanjur menjadi korban bully dan mengalami dampak jangka panjang,
sebaiknya dikonsultasikan dengan psikolog ataupun psikiater anak. Pendekatan
berupa kasih sayang dan perhatian yang lebih dari para orang tua dengan
meluangkan waktu lebih banyak bersama anaknya, sangat membantu dalam proses
pemulihan. Anak adalah generasi penerus kita yang berarti generus penerus masa
depan keluarga, bangsa dan agama, Maka, luangkan waktu berkualitasmu untuk
anakmu hai Ayah dan Bunda.
Tidak ada komentar:
Write komentar