Serangan virus Corona menjadi trending topic saat ini di seluruh dunia, termasuk di Indonesia
bahkan juga di Aceh banyak masyarakat awam yang mulai membicarakan virus ini.
Postingan di media sosial setiap harinya tidak terlepas dari pembahasan ataupun
sekedar membagikan informasi tentang virus ini. Pada tanggal 31 Desember 2019, WHO China Country Office melaporkan
kasus pneumonia yang tidak diketahui penyebabnya di Kota Wuhan, Provinsi Hubei.
Sampai dengan 30 Januari 2020, secara global 7830 kasus konfirm di 20 negara dengan
170 kematian. Rinciannya berupa: China 7761 kasus konfirmasi (termasuk
Hongkong, Taiwan, dan Macau) dengan 170 kematian, Jepang (7 kasus), Thailand (14
kasus), Korea Selatan (4 kasus), Vietnam (2 kasus), Singapura (10 kasus), USA
(5 kasus), Nepal (1 kasus), Perancis (5 kasus), Australia (7 kasus), Jerman (4
kasus), UAE (4 kasus), Kanada (3 kasus), Kamboja (1 kasus), Finlandia (1
kasus), Srilanka (1 kasus).
Serangan virus corona sudah pernah
terdengar sebelumnya, dan mungkin kita sudah familiar dengan istilah SARS ataupun
penyakit MERS yang terjadi dan mewabah beberapa waktu lalu dan juga
menghebohkan dunia. SARS juga berasal dari China, terjadi pada tahun 2002-2003
dengan jumlah kasus sebanyak 8098 dengan fatality
rate 9,6%. SARS kemudian ikut menjalar sampai 26 negara lain. MERS terjadi
pertama kali di Saudia Arabia ditemukan pada tahun 2012 dengan jumlah kasus
sebanyak 2494 dan fatality rate 34%.
Kasus MERS menjangkiti sampai 27 negara lain,
Kasus serangan virus sekarang dengan penyebab Novel
coronavirus (2019-nCoV), belum pernah terindentifikasi sebelumnya pada manusia.
Merupakan virus baru penyebab penyakit saluran pernafasan yang berasal dari
Cina. Novel CoV merupakan satu keluarga dengan virus penyebab SARS dan MERS.
Corona virus merupakan virus RNA
rantai positif, menyerang sel epitel pada saluran pernapasan dan saluran cerna
menjadi target sel utama. Virus corona adalah zoonosis (ditularkan antara hewan
dan manusia). Penelitian menyebutkan bahwa SARS-CoV ditransmisikan dari kucing
luwak (civet cats) ke manusia dan MERS-CoV dari unta ke manusia. Sedangkan
nCoV ini diperkirakan transmisinya dari kelelawar. Beberapa coronavirus yang
dikenal beredar pada hewan namun belum terbukti menginfeksi manusia. Selain itu
dikenal virus lain yang masih satu keluarga yaitu alpha corona virus dan beta
corona virus.
Pada tanggal 27 Januari 2020,
Kementerian Kesehatan RI sudah mengeluarkan Pedoman Kesiapsiapan Menghadapi
Infeksi Novel Coronavirus. Pedoman ini bertujuan untuk siaga dalam menemukan
pasien, dengan berdasarkan definisi operasional yang sudah dibuat.
Yang dimaksud dengan Pasien dalam Pengawasan (suspek
= tersangka) yaitu 1). seseorang
yang mengalami: demam
(≥380C) atau ada riwayat
demam, batuk/pilek/nyeri tenggorokan, pneumonia ringan hingga berat berdasarkan
gejala klinis dan/atau gambaran radiologis. Perlu waspada pada pasien dengan
gangguan sistem kekebalan tubuh (immunocompromised) karena gejala dan
tanda menjadi tidak jelas. DAN
disertai minimal satu kondisi sebagai berikut: memiliki riwayat perjalanan ke
China atau wilayah/negara yang terjangkit (sesuai dengan perkembangan penyakit)
dalam waktu 14 hari sebelum timbul gejala, ATAU merupakan petugas kesehatan
yang sakit dengan gejala sama setelah merawat pasien Infeksi Saluran Pernapasan
Akut (ISPA) berat yang tidak diketahui penyebab/etiologi penyakitnya, tanpa
memperhatikan tempat tinggal atau riwayat bepergian; ATAU 2). Seseorang dengan
ISPA ringan sampai berat dalam waktu 14 hari sebelum sakit, memiliki salah satu
dari paparan berikut memiliki riwayat kontak erat dengan kasus konfirmasi
2019-nCoV; ATAU bekerja atau mengunjungi fasilitas kesehatan yang berhubungan
dengan pasien konfirmasi 2019-nCoV di China atau wilayah/negara yang terjangkit
(sesuai dengan perkembangan penyakit); ATAU memiliki riwayat kontak dengan
hewan penular (jika hewan penular sudah teridentifikasi) di China atau
wilayah/negara yang terjangkit (sesuai dengan perkembangan penyakit); ATAU memiliki
riwayat perjalanan ke Wuhan dan memiliki (demam ≥380C) atau ada riwayat demam.
Pernyataan dari Badan Kesehatan
Dunia WHO pada tanggal 30 Januari 2020, bahwa wabah Novel coronavirus dinyatakan Public Health Emergency of International Concern
(PHEIC). Walaupun sebelumnya pada tanggal 23 Januari 2020, 2019-nCoV
belum bisa dikategorikan sebagai PHEIC, dan saat itu dinyatakan merupakan kasus
high risk di Cina, regional dan global, sehingga WHO tetap terus
memantau perkembangan penyakit ini..
Dengan adanya kasus novel coronavirus ini, hal
apakah yang bisa dan perlu dilakukan oleh Pemerintah dan juga masyarakat pada
umumnya? Pemerintah Aceh melalui Dinas Kesehatan sudah melakukan pertemuan
koordinasi menghadapi Novel coronavirus dengan semua pihak baik itu dari Kantor
Kesehatan Pelabuhan (KKP), para Direktur Rumah Sakit, kepala Litbangkes Aceh,
para Ketua organisasi profesi baik IDI, IDAI, PAPDI, PPNI. Pertemuan ini untuk
melakukan berbagai upaya kewaspadaan dan kesiapsiagaan untuk antisipasi
penyebaran kasus tersebut di wilayah Aceh. Di setiap pintu masuk bandara
terutama yang berasal dari penerbangan luar negeri, disediakan alat thermal scanner (pendeteksi suhu tubuh),
sehingga bila terdeteksi ada penumpang yang mengalami demam, maka bisa
ditelusuri lebih lanjut. Pemerintah Aceh
menunjuk dua rumah sakit di Aceh untuk penanganan pasien dicurigai infeksi
novel coronavirus, yaitu Rumah Sakit Umum Daerah Dzainoel Abidin (RSUDZA) dan
Rumah Sakit Umum Daerah Cut Mutia Lhokseumawe.
Untuk saat ini belum tersedia vaksin
untuk mencegah infeksi novel coronavirus tersebut. Rekomendasi dari Kemenkes
dan juga Ikatan Dokter Anak Indonesia, upaya pencegahan yang bisa dilakukan dan
sangat mudah sehingga bisa dipraktikkan oleh semua orang adalah sering cuci
tangan pakai sabun selama minimal 20 detik (bila tidak tersedia air, gunakan
cairan sanitasi yang berbahan dasar alkohol), menggunakan masker bila batuk
atau pilek ataupun tutup mulut dan hidung dengan tissue atau lengan baju (tidak
dengan tangan). Tisu yang digunakan dibuang ke tempat sampah dan cuci tangan
setelahnya, mengkomsumsi makanan yang mengandung gizi seimbang, memperbanyak
sayur dan buah, melengkapi status imunisasi anak terutama yang terkait dengan
pneumonia (DPT, Hib, Campak, PCV dan influenza). Harus berhati hati bila kontak
dengan hewan, rajin olahraga dan istirahat dengan cukup. Sebaiknya tidak
mengkonsumsi daging yang tidak dimasak dan bila mengalami gejala batuk, pilek
dan sesak nafas bisa segera ke pelayanan kesehatan. Jika tidak ada keperluan
sangat mendesak sebaiknya tidak merencanakan bepergian ke negara China, apalagi
membawa anak anak.
Adapun bila tidak bisa dihindari
untuk mendatangi negara China ataupun negara lain yang sudah ada kasus novel Coronavirus
ini maka usahakan supaya selalu menghindari kontak dengan hewan baik hidup atau
mati, pasar hewan, dan serta menghindari kontak dengan orang yang sakit. Tidak perlu
panik ya, tetapi tetap waspada.
Tidak ada komentar:
Write komentar