Mimisan
merupakan keluhan yang paling sering dari para orang tua sehingga mereka
membawa bayi atau anaknya periksa ke dokter. Para orang tua merasa sangat cemas
bila anaknya mengalami mimisan. Mereka menjadi panik saat melihat darah yang
mengucur dari hidung si anak. Mimisan dalam istilah kedokteran disebut dengan
epistaksis. Apakah sebenarnya mimisan tersebut, apakah penyebabnya, hal apa
saja yang perlu dilakukan di rumah saat anak mengalami mimisan dan kapan
seorang anak harus dibawa periksa bila mengalami mimisan?
Walaupun sebagian besar orang pernah mengalami
keluhan mimisan, namun paling sering dialami pada rentang usia di bawah 10
tahun (menurun setelah pubertas), dan di atas 50 tahun,. Kebanyakan kasus mimisan
(80-90%) merupakan idiopatik yaitu penyebab tidak diketahui. Sering terjadi epistaksis
idiopatik berulang yaitu perdarahan dari hidung dan berulang, self limiting (bisa sembuh sendiri), yang penyebab
spesifik tidak diketahui.
Sesuai dengan anatomi hidung, bahwa hidung merupakan
organ tubuh yang kaya dengan pembuluh darah. Pembuluh darah dalam hidung itu
terletak di permukaan dan tidak terlindungi dengan apapun. Daerah asal
perdarahan yang paling sering adalah pleksus Kiesselbach, yaitu daerah septum
anterior tempat pembuluh darah yang berasal dari arteri karotid internal dan
carotid eksternal bertemu. Daerah ini memiliki mukosa tipis sehingga rentan
terhadap paparan udara dan trauma sehingga mudah terjadi iritasi dan
perdarahan.
Penyebab
mimisan dapat berupa penyebab lokal maupun sistemik. Penyebab lokal termasuk
epistaksis idiopatik, inflamasi, neoplasia atau tumor, vaskular, iatrogenik,
kelainan structural (anatomi atau bentuk hidung), dan obat-obatan seperti semprot
hidung. Penyebab sistemik berupa kelainan hematologi atau kelainan darah berupa
hemophilia, leukemia, lingkungan (temperatur yang dingin, kelembaban udara yang
kurang, udara kering, dan perubahan ketinggian yang tiba tiba), obat-obatan
(contoh antikoagulan atau pengencer darah), gagal organ (uremia dan gagal
hati), serta penyebab lain misalnya hipertensi dan migraine. Penyebab lain
yaitu trauma (baik berupa mengupil, mengorek hidung, ada benda asing ataupun
trauma atau benturan pada wajah maupun tindakan kekerasan pada anak). Hal
tersebut menyebabkan pembuluh darah halus di dalam hidung pecah, sehingga
terjadi perdarahan.
Nah, bagaimana pertolongan pertama yang bisa
dilakukan oleh para orang tua bila anaknya mengalami mimisan? Berikut adaah
beberapa hal yang bisa dilakukan:
1. Orangtua
harus tenang dan mengupayakan anaknya juga tenang dan tidak panik. Mengapa?
Karena anak yang panik, bisa menyebabkan dia menelan darah yang malah bisa
menyebabkan terjadi sumbatan pada jalan nafasnya.
2. Sering
sekali terjadi kesalahan posisi kepala saat mimisan. Orang tua malah
menengadahkan kepala si anak. Yang benar adalah memposisikan kepala si anak ke
bawah, kemudian menekan area hidung bagian depan secara perlahan selama 5-10
menit. Apabila mimisan masih terjadi, dapat diulang menekan kembali selama 5-10
menit.
3. Kemudian
kita menyuruh anak untuk bernafas melalui mulut, mengupayakan supaya bisa
mengeluarkan darah yang tertelan dan tidak menelan ludah. Karena hal tersebut
bisa berisiko muntah dan tersedak.
Tips
tersebut sangat bisa dilakukan oleh siapa saja dan dimana saja. Karena yang
namanya mimisan juga bisa terjadi kapan saja tidak mengenal tempat dan waktu.
Setelah hal tersebut dilakukan, biasanya mimisan akan berhenti, jadi orang tua
tidak perlu harus buru buru membawa anaknya ke rumah sakit ataupun klinik
pengobatan. Akan tetapi, kita harus mengetahui kapan kondisi mimisan harus
mendapat perhatian serius dan segera diperiksakan kepada ahlinya.
Orang
tua harus membawa anaknya periksa ke dokter atau rumah sakit apabila mimisan
yang terjadi tidak berhenti setelah dilakukan penekanan pada area hidung bagian
depan, terjadi mimisan yang hebat sehingga menyebabkan anak mengalami pingsan,
terjadi mimisan berulang kali dan mimisan yang terjadi pada bayi atau anak yang
berusia kurang dari 2 tahun. Seorang anak juga harus diperiksakan bila mimisan
menyebabkanm terjadinya sumbatan jalan nafas, dan terjadinya mimisan yang disebabkan
oleh trauma pada wajah dan karena kelainan anatomi atau bentuk dari hidung.
Tidak ada komentar:
Write komentar