Untuk anak tentu aturan ini juga
berlaku malah anak usia sekolah sudah diliburkan sekolah secara penuh secara 1,5
bulan yang lalu. Hal tersebut untuk mencegah mata rantai penularan penyakit
yang berbahaya ini. Walaupun sedang berada di tengah masa pandemi ini,
kebutuhan akan makanan dan minuman untuk anak dan anggota keluarga yang lain
tetap harus terpenuhi. Terlebih bila ada anak yang masih dalam usia mendapatkan
makanan pendamping ASI (MP ASI).
MP ASI mulai diberikan pertama
sekali yaitu pada bayi yang sudah berusia 180 hari atau enam bulan. MP ASI
merupakan pendamping ASI bukan pengganti yang berarti ASI tetap dilanjutkan
sampai usia 2 tahun sedangkan MP ASI diberikan untuk tambahan kebutuhan bayi.
Mengapa? karena mulai usia 6 bulan ASI tidak lagi bisa memenuhi 100% kebutuhan
bayi. Usia 6-9 bulan, ASI memenuhi 70% kebutuhan bayi, usia 9-12 bulan ASI
memenuhi 50% kebutuhan sedangkan usia di atas 1 tahun ASI memenuhi hanya 30%
kebutuhan saja.
Menurut WHO Global Strategy for Feeding Infant and
Young Children (tahun 2003) mengeluarkan rekomendasi agar pemberian MP ASI
memenuhi 4 syarat, yaitu: 1). Tepat waktu (timely), artinya MP ASI harus
diberikan saat ASI eksklusif sudah tidak dapat memenuhi kebutuhan nutrisi bayi.
Rekomendasi dari Unit Kerja Kelompok Nutrisi dan Penyakit Metabolik (UU NPM) PP
Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), yang dimaksud dengan MP ASI tepat waktu
adalah makanan padat atau makanan cair selain ASI yang diberikan pada periode
penyapihan di saat ASI saja tidak dapat mencukupi kebutuhan nutrisi untuk
tumbuh kembang optimal.
Syarat selanjutnya yaitu 2). Adekuat, artinya MP ASI
memiliki kandungan energi, protein, dan mikronutrien yang dapat memenuhi
kebutuhan makronutrien dan mikronutrien bayi sesuai usianya. Makanan utama
harus mengandung karbohidrat, protein hewani, protein nabati, lemak dan vitamin
serta mineral. Perlu dipastikan juga bahwa MP ASI harus mengandung zat besi
yang memang sangat diperlukan oleh bayi. Karena kandungan zat besi dalam ASI
pada saat usia 6 bulan sudah sangat sedikit kandungannya sehingga otomatis
tidak bisa memenuhi kebutuhan bayi. Makanan berserat berupa sayur dan buah
hanya perlu diberikan sedikit saja karena porsi yang besar bisa menghambat
penyerapan zat besi. 3). Aman, artinya MP ASI disiapkan dan disimpan dengan
cara cara yang higienis, diberikan menggunakan tangan dan peralatan makan yang
bersih, memisahkan makanan yang mentah dengan yang matang, menggunakan sumber
air yang bersih serta cara memasak yang benar dan penyimpanan makanan pada suhu
yang tepat.
Kemudian 4). Diberikan dengan responsive feeding artinya MP ASI diberikan dengan memperhatikan
sinyal rasa lapar dan kenyang seorang anak. Frekuensi makan dan metode
pemberian makan harus dapat mendorong anak untuk mengonsumsi makanan secara
aktif dalam jumlah yang cukup menggunakan tangan, sendok, atau makan sendiri
(disesuaikan dengan usia dan tahap perkembangan seorang anak).
Nah, para orang tua sebaiknya tahu
dengan ilmu seputar MP ASI ini sehingga walaupun kita tengah berada dalam masa
pandemi Covid 19 ini, gizi anak tetap terjaga sehingga nantinya tumbuh kembang
anak bisa terjamin dangan baik. Hal tersebut kita harapkan juga bisa menurunkan
angka wasting (gizi kurang), stunting dan kejadian gizi buruk di Aceh,
khususnya.
Tidak ada komentar:
Write komentar