Pertumbuhan
dan perkembangan adalah sesuatu hal yang berbeda. Pertumbuhan didefiniskan
sebagai bertambahnya ukuran fisik tubuh berupa berat badan (BB), panjang/tinggi
badan (PB/TB), serta lingkar kepala. Sedangkan perkembangan adalah bertambahanya
kemampuan fungsi tubuh menjadi lebih komplek, misalnya bayi bertambah kemampuan
dari tengkurap kemudian duduk, dari duduk menjadi berdiri kemudian berjalan
(motorik kasar), bertambahnya kemampuan motorik halus seperti bisa menggapai
benda, menggenggam dan juga memungut benda benda kecil serta juga perkembangan
bicara/bahasa. Pada perkembangan juga melihat kemampuan fungsi-fungsi individu
yang lain yaitu pendengaran, penglihatan, komunikasi, emosi, sosial, kemandirian,
kecerdasan, bahkan perkembangan moral.
Bagaimana tumbuh kembang bayi dan
anak yang normal? Dan kapan perlu dilakukan pemantauan? Pemantauan tumbuh
kembang harus dilakukan pada semua anak rentang usia 0 sampai 6 tahun dan juga
semua bayi/anak dengan risiko tinggi seperti bayi yang lahir kurang bulan
(prematur), lahir dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), ataupun bayi yang
lahir dengan asfiksia (tidak menangis saat lahir) dan semua bayi yang mendapat
perawatan NICU (Neonatal Intensive Care
Unit). Pemantauan tumbuh kembang bayi sejak lahir sampai usia 1 tahun, dianjurkan
dibawa setiap bulan, bisa ke Posyandu, Puskesmas maupun ke dokter anak. Anak
usia 12 sampai 24 bulan dianjurkan dibawa periksa setiap 3 bulan sekali dan
anak usia 24 bulan sampai 72 bulan dianjurkan setiap 6 bulan.
Apa saja pemantauan yang perlu
dilakukan? Yaitu dari segi pertumbuhan, si anak ditimbang berat badannya setiap
bulan kemudian dibandingkan dengan berat badan bulan sebulannya. Apakah melewati
kenaikan berat minimalnya. Apakah berat badan sudah sesuai dengan usianya?
Kemudian ukuran panjang atau tinggi badan diukur dan dilihat apakah sesuai
dengan usianya. Ukuran lingkar kepala juga sangat penting diketahui. Saat ini
perlu juga untuk menambah pemeriksaan ukuran lingkar lengan atas (LILA), untuk
mengetahui ukurannya termasuk dalam status gizi normal, kurang ataukah malah
gizi buruk.
Untuk menila[ perkembangan penting untuk menanyakan faktor-faktor risiko
di lingkungan mikro, lingkungan mini, lingkungan meso (tetangga, polusi,
budaya, pelayanan kesehatan dan pendidikan) dan makro (kebijakan program) yang
dapat mengganggu tumbuh kembang balita. Ibu (atau pengganti ibu) merupakan
lingkungan pertama dan paling erat sejak janin di dalam kandungan (bahkan sampai
remaja) oleh karena itu disebut lingkungan mikro. Ayah, kakak, adik, nenek-kakek, pengasuh, status sosial
ekonomi berupa sarana di dalam rumah, sanitasi, sarana bermain, nilai-nilai, aturan-aturan,
dan lain-lain merupakan lingkungan berikutnya dan dinamakan lingkungan mini. Dengan mengetahui berbagai faktor risiko tersebut maka dapat mengoptimalkan berbagai hal untuk mengatasi
gangguan tersebut.
Gangguan
tumbuh kembang terjadi bila ada faktor genetik dan atau karena faktor
lingkungan yang tidak mampu mencukupi kebutuhan dasar tumbuh kembang anak. Peran
lingkungan sangat penting untuk mencukupi kebutuhan dasar tumbuh kembang anak
yaitu kebutuhan bio-psikosial terdiri dari kebutuhan biomedis/’asuh’ (nutrisi,
imunisasi, higiene, pengobatan, pakaian, tempat tinggal, sanitasi lingkungan
dan lain-lain) dan kebutuhan psikososial/asih dan asah (kasih sayang,
penghargaan, komunikasi, stimulasi bicara, gerak, sosial, moral, intelegensi
dan lain-lain) sejak masa konsepsi sampai akhir remaja.
Para orang tua harus membekali diri
dengan ilmu seputar tumbuh kembang buah hatinya. Apakah anaknya tumbuh dan
kembang sesuai dengan usianya. Untuk pertumbuhan, di 1 tahun pertama bayi
mengalami kenaikan BB yang pesat yang sering disebut dengan growth spurt. Untuk 4 bulan pertama
kenaikan BB sekitar 800-900 gram/bulan, usia 4-6 bulan kenaikan BB 600
gram/bulan, untuk usia 6-12 bulan kenaikan BB sekitar 300-400 gram per bulan
sedangkan untuk anak di tas 1 tahun dengan kenaikan 200 gram per bulannya.
Demikian juga dengan pertambahan PB dan LK harus mengikuti kurva.
Perkembangan juga mengikuti usia,
misalnya di usia 1 bulan bayi sudah mulai merespon suara, mulai tersenyum. Usia
3 bulan bayi mulai mengoceh (cooing),
tertawa dan secara motorik mulai bisa tengkurap. Usia 6 bulan, bayi semakin
banyak mengeluarkan suara yang disebut babbling
yaitu berupa kata baa, daa, maa. Di usia ini anak sudah mulai duduk. Dan
selanjutnya anak mulai bisa berjalan dan berbicara mulai usia 1 tahun.
Dengan mengetahui perkembangan dan
pertumbuhan normal maka orang tua akan cepat waspada apabila pertumbuhan dan
perkembangan bayi/anaknya tidak sesuai dengan yang seharusnya. Sehingga orang
tua dapat dengan segera untuk memeriksakan dan mengejar ketertinggalan
perkembangan bayi/anaknya.
Tidak ada komentar:
Write komentar